Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah

Dalam menyusun sebuah karangan ilmiah terdapat berbagai faktor yang harus diperhatikan sebelum membuat sebuah karangan ilmiah. Berikut ini adalah pembahasan mengenai faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah karangan ilmiah :

A. Pemilihan Topik
Pemilihan topik yang tepat, akan menunjukan tingkat cakupan dari sebuah penelitian yang akan dibahas. Topik yang diangkat biasanya, akan mempengaruhi minat pembaca apakah karangan ilmiah ini menarik atau tidak untuk dibaca.

B. Pembahasan Topik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pembahasan topik :

  • menampilkan informasi latar belakang,
  • menampilkan ringkasan hasil/temuan penelitian,
  • memberikan komentar apakah hasil penelitian sesuai dengan hipotesis,
  • menghubungkan dengan hasil penelitian terdahulu,
  • menjelaskan hasil yang diperoleh, terutama jika hasil tersebut tidak memuaskan,
  • membuat generalisasi dari hasil yang diperoleh (implikasi),
  • memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

C. Pemilihan Judul

Bagi pembaca judul akan dianggap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang akan ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan ditulis. Secara umum, kriteria judul yang baik adalah:

  1. Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan aktual secara akademik dan secara praktis.
  2. Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian.
  3. Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent variable dan dependent variable-nya.
  4. Judul harus dapat menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema yang akan diteliti.
  5. Sebaiknya judul dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat pertama bersifat umum yang kemudian diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus persoalan yang dikaji.

D. Menentukan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang informasi apa saja yang akan dicari dan perlu didalami melalui penelitian tersebut. Pada hakikatnya tujuan penelitian mencakup beberapa atau salah datu hal berikut ini :

  1. Menambah struktur pengetahuan.
  2. Mengembangkan metode penelitian.
  3. Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengambilan keputusan, dan formulasi kebijakan. 
  4. Mengevaluasi program.
  5. Meramalkan perilaku individu ataupun kelompok.

E. Menentukan Kerangka Karangan (Outline)

Di dalam bahasa Indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.

  • Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat dilakukan dengan menggunakan pola alamiah dan pola logis.
  • Macam–macam outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas : sifat rinciannya dan berdasar perumusan teksnya.
  • Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik adalah sebagai berikut :
  • Tesis atau pengungkapan harus jelas.
  • Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
  • Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide jelas.
  • Harus menggunakan simbol yang konsisten.


F. Langkah-langkah Penulisan Karya Ilmiah

1. Pemilihan Topik/Masalah Untuk Karya Ilmiah
    Pemilihan topik untuk karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara merumuskan tujuan, menentukan topik dan melakukan penelusuran terhadap topik tersebut. Dengan melakukan ketiga cara tersebut maka akan diperoleh rumusan topik atau permasalahan yang jelas dan spesifik.

2. Mengindentifikasi Pembaca Karya Ilmiah

    Sebelum Anda memulai menulis, ada baiknya Anda harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan Anda tersebut. Hal ini penting, karena dengan mengetahui latar belakang pengetahuan dan minat pembaca, akan mempermudah Anda di dalam mengorganisasikan materi sajian dan cara penyampaian. Selain itu, fokus pembicaraan pun menjadi semakin jelas dan spesifik.

3. Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
    Cakupan materi itu sangat ditentukan oleh rumusan tujuan yang jelas dan pengidentifikasi calon pembaca tepat. Jika Anda tidak mengetahui siapa yang akan membaca tulisan Anda, maka otomatis Anda tidak akan bisa menunjukan cakupan materi yang akan dibahas. Akibatnya, akn sulit bagi Anda untuk memilih dan memilih bahan pustaka, data atau informasi yang dibutuhkan pada saat melakukan tahap pengumpulan data atau informasi untuk tulisan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Alinea


Pengertian  Alinea
Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat yg merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.


Tujuan Pembentukan Alinea


1. Menyalurkan penjelsan ide-ide atau gagasan pikiran secara detail karena terdiri dari ide pokok dari penjelsan ide dan juga paragraf merupakan bagian atau petaan-petaan dalam wacana.

2. Memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhatian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama ini, konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah.

 3. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain. Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengandung suatu tema, bila terdapat dua tema, maka dipecahkan menjadi dua alinea.

Macam-macam Alinea

- Berdasarkan Tujuannya

Alinea pembuka : Alinea pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.

Alinea penghubung : Alinea penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada alinea pembuka.

Alinea penutup :
Alinea penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) menenai hal-hal yang dianggap penting.

- Berdasarkan letak kalimat utama

Paragraf Deduktif
Letak kalimat utama di awal paragraf dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.

Paragraf Induktif
Letak kalimat utama di akhir paragraf. diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.

Paragraf Campuran

Letak kalimat utama di awal dan di akhir paragraf kalimat utama yang terletak di akhir bersifat penegasan kembali, dengan susunan kalimat yang agak berbeda.


Contoh Alinea

Perubahan telah terjadi pada industri tradisional.Berbagai jenis peralatan produk baru seperti mesin potong, mesin pres, mesin bor, mesin bubut mesin las kini telah meningkat kapasitasnya dengan berlipat ganda. Kapasitas mesin potong pada industri modern telah banyak meningkat sebanyak ribuan kalilipat selama 1900-an. Hal ini dimungkinkan karena telah ditemukannya logam yang tetap keras meskipun dioprasikan dalam kecepatan sangat tinggi. Disamping itu, telah tercipta pula mesin-mesin peralatan yang sangat kuat untuk mendukung proses tersebut. Ide pokok pada paragraph diatas dikembangkan dngan menggunakan contoh.ide pokok terdapat pada bagia awal jadi alinea ini juga merupakan alinea deduktif.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

T E G A R


Salah satu sifat terbaik mama adalah tegar dalam keadaan apapun. Mama adalah sosok yang sulit digambarkan karena buatku beliau adalah wanita yang sempurna hingga kata-kata pun tak dapat ku jamah untuk menggambarkan sosok dan ketulusan beliau.
Setiap waktu mama selalu mengingatkan dan meperhatikan aku dalam segala hal, walau kadang terkesan bawel tapi aku tau maksud dan tujuan mama.
Waktu  SMP aku dan mama terpisah oleh jarak karena aku sekolah di Jakarta dan tinggal ditempat nenekku, tiga tahun aku terpisah tetapi aku tidak merasakan kesedihan pada saat itu mungkin karena faktor usia yang belum paham akan semuanya. Lalu aku kembali tinggal bersama dengan mama saat SMK, pada saat itulah aku mulai merasakan kesedihan saat SMP lalu walaupun telat merasakan hal tersebut tapi aku belajar paham dan tidak mau terpisah jarak oleh mama lagi.
SMK dan awal kuliah sampai 4 semester aku tinggal bersama mama tetapi bau-bau perpisahan jarakpun tercium kembali dikarenakan papa yang juga terpisah jarak diluar kota oleh kami menginginkan mama dan adikku tinggal bersamanya diluar kota, awal mendengar keputusan itu aku tidak merasakan apa-apa tetapi setelah beberapa bulan aku memikirkan hal tersebut aku mulai resah dan bertanya-tanya dalam hati “Apa aku bisa tanpa mama ?”. Pertanyaan tersebut selalu bergumam dalam hatiku dan membuat aku berat melepas mama jauh dariku.
Waktu bergulir sangat cepat dan mama mulai mempersiapkan keberangkatannya ke luar kota dan papa juga sudah siap untuk menjemput mama, hatiku masih bertanya-tanya sampai tiba waktunya aku tidak bisa melakukan serta merubah apapun. Siap tidak siap aku harus siap dan tegar tanpa mama.  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

D I K S I

Pengertian Diksi

Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Diksi memiliki beberapa bagian: pendaftaran - kata formal atau informal dalam konteks sosial - adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.
Diksi terdiri dari delapan elemen: Fonem, Silabel, Konjungsi, Hubungan, Kata benda, Kata kerja, Infleksi, dan Uterans.

Macam-macam Diksi

1. Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata. 
Contoh: 
  • bohong = dusta
  • bertemu = berjumpa
  • buruk = jelek
  • bunga = kembang
  • mati = wafat
  • aku = saya
  • melihat = melirik
2.  Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh:
  • keras = lembek
  • naik = turun
  • kaya = miskin
  • atas = bawah
  • mahal = murah
  • lebar = sempit
  • rajin = malas
  • panjang = pendek
  • pintar = bodoh
3.   Polisemi adalah suatu kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
Contoh :
  • Budi masih punya hubungan darah dengan keluarga Bu Susi. (darah = kesaudaraan)
  • Tubuhnya berlumuran darah setelah kepalanya terbentur tiang listrik. (darah = yang berada dalam tubuh)
Perhatikan kata darah pada kalimat pertama berarti keluarga (makna konotasi), sedangkan darah pada kalimat kedua berarti zat merah dalam tubuh kita (makna denotasi).
4.  Homonim suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon. Seperti: hak pada hak asasi manusia, dan hak pada hak sepatu.
5.  Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Misal: rudal untuk peluru kendali (KBBI Edisi Ketiga). Perihal akronim dalam perspektif ilmu bahasa dan aplikasinya dalam teknologi informasi telah dijelaskan oleh Zahariev.
6. Homograf  adalah kata yang sama ejaannya dengan kata lain, tetapi berbeda lafal dan maknanya. Dalam bahasa Indonesia, contoh homograf antara lain adalah "teras" yang dapat bermakna inti kayu atau bagian rumah, dan "apel", yang dapat bermakna buah atau kumpul.

7.   Homofon  adalah kata yang diucapkan sama dengan kata lain tetapi berbeda dari segi maksud. Perkataan-perkataan yang homofon mungkin dieja dengan serupa atau berbeda; "buku" (bahan bacaan) dan "buku" (bagian di antara dua ruas); "massa" (dalam perkataan media massa) dan "masa" (waktu). Perkataan-perkataan ini adalah serupa dari segi sebutan tetapi mempunyai arti yang berbeda, atau merujuk kepada perkara yang tidak sama. Homofon merupakan sejenis homonim, meskipun kadang-kala homonim digunakan untuk merujuk hanya kepada homofon yang mempunyai ejaan yang sama tetapi arti yang berlainan. Istilah ini juga digunakan untuk unit-unit yang lebih singkat daripada perkataan, seperti huruf atau beberapa huruf yang disebut sama dengan huruf lain atau kumpulan huruf yang lain. Homofon adalah istilah yang berlawanan dengan homograf.

Makna Kata Diksi
Makna sebuah kata / sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
  • Makna Leksikal
Makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).
  • Makna Gramatikal
Untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti kata: buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “banyak buku”.
  • Makna Referensial dan Nonreferensial
Makna referensial & nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen. Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna nonreferensial).

  • Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal.  Makna konotatif adalah: makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contoh: Kata kurus pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan ramping.
  • Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis binatang berkaki empat yg bisa dikendarai”. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada diluar bahasa . Contoh: Kata melati berasosiasi dg suatu yg suci / kesucian. Kata merah berasosiasi berani / paham komunis.
  • Makna Kata dan Makna Istilah
Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan.  Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Contoh: Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara
  • Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Yang dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frase, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh: Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yg disebut makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu. 
Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa
  • Makna Kias dan Lugas
Makna kias adalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya.
Contoh: Putri malam bermakna bulan , Raja siang bermakna matahari.
Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi syarat, seperti :
•        Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
•        Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat
          nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
          untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
•        Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut
          menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.
Contoh Paragraf :
  •  Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan kawanku. Udara disana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Peranan Bahasa Indonesia Dalam Konsep Ilmiah Dan Fungsi Bahasa Indonesia

Peranan Bahasa Indonesia

Bahasa adalah bagaimana kita saling berkomunikasi antara anggota masyarakat berupa dengan cara berbicara. Dengan berbahasa, kita bisa saling memahami antara yang satu dengan yang lain. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya supaya tidak terjadi kesalahpahaman. 

                Bahasa juga merupakan salah satu faktor pendukung kemajuan suatu bangsa karena bahasa merupakan sarana untuk membuka wawasan bangsa (khususnya pelajar dan mahasiswa) terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang. Jadi bisa  dikatakan, bahasa merupakan sarana untuk menyerap dan mengembangkan pengetahuan.

                   Dikatakan Bahasa Indonesia sebagai sarana untuk menyerap adalah dimana kita saling mengeluarkan pendapat secara lisan atau bisa dikatakan apa yang kita ungkapkan adalah sebuah informasi penting. Sedangkan bahasa untuk mengungkapkan hasil pemikiran adalah dimana apa yang kita pikirkan dapat kita tuangkan melalui bahasa kita secara lisan.


Fungsi Bahasa Indonesia


Menurut Sumiati Budiman (1987 : 1) mengemukakan bahwa fungsi bahasa dapat dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu :
  1. Fungsi praktis : 
    Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interakis antar anggota masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari.
  2. Fungsi kultural
    Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, menyebarkan dan mengembangkan kebudayaan.
  3. Fungsi artistik
    Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa estetis (keindahan) manusia melalui seni sastra.
  4. Fungsi edukatif
    Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  5. Fungsi politis
    Bahasa digunakan sebagai alat untuk mempusatkan bangsa dan untuk menyelenggarakan administrasio pemerintahan.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ciri-Ciri Wanita Shalihah


Ciri-ciri wanita shalihah adalah :

1.      1. Taat kepada suami : Taat kepada suami selama sang suami tidak memerintahkan sesuatu hal yang  
           buruk sehingga membawa kita ke jalan yang menjauhi Allah dan dari kemaksiatan.
2.      2. Menjaga diri dan kehormatan diri : Artinya ketika sang suami tidak berada didekat kita (istri),maka 
           kita harus menjaga kehormatan dengan tidak memasukki lelaki lain ke dalam rumah yang nantinya 
           akan membuat atau mengundang kemaksiatan dan perbuatan munkar lainnya.
3.      3. Menjaga harta benda suami : Ketika suami kita tidak ada dalam rumah maka istri tidak 
          mengeluarkan harta benda kecuali mendapat izin dari suami.
4.      4. Ketika dipandang suaminya menyenangkan : Artinya ketika suami melihat dirinya maka suami 
          akan merasa senang dengan menampakan wajah ceria dan tidak cemberut, meskipun pada saat itu 
          sang istri sedang menghadapi masalah yang cukup berat.
5.      5. Tidak menuntut suaminya diluar kemampuan : Istri tidak memberikan beban pada suaminya diluar 
           batas kemampuan suami, baik dalam memberikan nafkah maupun tuntutan-tuntutan lainnya diman 
           asang suami tidak mampu untuk memenuhi hal tersebut.
6.      6. Mengasuh anak-anak dengan baik : Wanita yang baik adalah wanita yang memiliki rasa tanggung 
           jawab terhadap anak-anaknya, baik dalam mengasuh, mendidiknya, maupun dalam memberikan 
           kasih sayang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS